Sekolahku MAN 1 TUBAN

 

                   Sekolahku MAN 1 TUBAN

Pada kesempatan kali ini aku mau bercerita sedikit tentang masa-masa sebelum menjadi siswa dan sesudah menjadi siswa di MAN TUBAN. Dan sedikit cerita saat di kelas 10 dan 11.Pada waktu itu aku bingung ingin sekolah di SMA mana, dan aku mencoba daftar di sekolah MA swasta. 

Tiba-tiba ada yang nawarin saya sekolah di MAN 1 TUBAN,dan banyak juga teman ku dari MTS yang daftar di MAN 1 TUBAN. akhirnya saya mencoba ikut daftar  dan saya pun ke trima di MAN. dan saya tidak jadi sekolah di MA swasta. Setelah saya keterima di MAN TUBAN saya mengikuti tes daftar ulang, dan saya di suruh mengisi angket pemilihan jurusan, aku  memilih jurusan IPA dan IPS.

 Setelah beberapa hari kemudian akhirnya aku masuk di kelas IPA, saat itu di berikan formulir apakah ada yang minat ketrampilan tata busana, dan aku mengambil formulir itu dan mengisinya. Dan aku tidak berharap masuk di kelas ketrampilan. Setelah beberapa hari akhirnya ada pengumuman daftar nama yang masuk di kls IPA ,IPS , bahasa, dan agama. 

Tak kusangka ternyata aku masuk di kelas IPA 2 yaitu kelas ketrampilan. Sedikit seneng sedikit nggak, senengnya bisa masuk di kelas IPA nggak senengnya masuknya di IPA ketrampilan. Karena ibu saya menyuruh saya untuk masuk di kelas ketrampilan supaya aku bisa mempunyai pengalaman menjahit. Dan akhirnya aku ikut apa kata ibu saya. 

Pertama kali masuk di kelas 10, aku takut dan tidak banyak omong. Saat di ajak perkenalan, bicara ku tidak keras dan kelihatan polos. Aku adalah murid yang diam di kelas dan ga suka banyak bicara. di sini aku memiliki teman-teman baru dan tentunya cerita baru. dan ini sedikit cerita ku di kelas 10. 

Next, cerita singkat ku saat kelas 11. Pada waktu itu sedang ada pandemi covid, lalu sekolah memutuskan agar semua murid sekolah online(daring). Saat itu aku kesepian dan bosan  karena tidak bisa bertemu teman-teman. Hampir setengah tahun sekolah di rumah, aku pun rindu masa2 kumpul bersama teman, nggak bisa ketawa bareng, main bareng, belajar bareng. Dan aku mikir pengen banget kaya dulu waktu kelas 10. Ngga ada yang namanya pandemi, ngga ada yang namanya sekolah di rumah. Setiap hari di beri tugas dan aku selalu ngeluh dan capek. Pada akhirnya ngerjain tugasnya jarang tepat waktu. 

Sekian, dan ini cerita singkatku sebelum jadi siswa dan sesudah menjadi siswa di man Tuban.

Komentar